#1
AC dan Selimut
Kalau kita lihat di rumah-rumah orang kaya (bukan saya sentimen sama orang kaya, lho), kamar luas AC 70pk (heh heh), bed pake KingKoil, bantal guling pake swan feathers, dan selimut yang lebih tebal daripada martabak manis lipet sepuluh. Terus tiap hari orang-orang itu menghidupkan AC dan tidur berselimut. Menurut saya, itu hal yang aneh karena pake AC dan pake selimut adalah hal yang saling meniadakan. Kalau panas, ya AC dihidupin gak usah pake selimut. Kalau dingin, selimut dipake, AC dimatiin. But, nooooooo...those people HAVE to use both. Why is that?
#2
Budaya Basa-Basi
Sebenernya siapa, si yang menciptakan budaya basa-basi? bikin rempong. Ditawarin makan harus 2-3 kali...yang nawarin gak bosen-bosen, yang ditawarin sok malu-malu kucing. Buat apa coba? Tawarin makan orang sekali aja, kalo dia gak mau, ya sudah...derita dia. Ditawarin makan juga gak perlu malu bilang 'iya', kan? Tidak lapar, bilang 'tidak' secara konsisten. Jangan dibujuk lama-lama mau, itu namanya labil (hahahahah). Kalau lapar, hajarrrrr! Terus siapa yang suruh kalau mau makan nawarin juga ke sebelah-sebelahnya? Berapa persen dari orang-orang yang nawarin itu bener-bener bermaksud berbagi? I bet gak sampe separuhnya. Jadi, kalau ada orang yang liat saya makan dan saya gak nawarin, means memang saya tidak berniat berbagi (parah, yak saya ini).
#3
Minta Maaf Kalau Membayar dengan Uang Receh
Tau kan uang receh? koin itu, lho yang krincing-krincing. Orang hampir selalu tanya, "saya bayar pake receh gak apa-apa, ya?" atau bilang, "maaf kembaliannya receh." Lah emangnya kenapa, si kalau receh? kan duit juga. Di luar negeri, bisa kacau kalau gak bawa receh. Vending machine itu pake receh (secara saya hidup dari vending machine. heheheh). Kemungkinan, (menurut saya, lho...kalau mau tau yang benernya, sila tanya para antropolog) uang receh itu dianggap rendah derajatnya karena sering dipake buat hal-hal yang sepele. Kalo ada orang meninggal, uang receh itu dibuang-buang di sepanjang jalan menuju ke kuburan atau ditaruh dalam lipatan sapu tangan, disebar di acara nikahan, buat kerokan (well, agak gilo juga, ya kalo terima uang bekas buat kerokan? terpikir akan panu, kadas, mmmmm), dan lain-lain yang kata ibu saya sepele kuthil. So, orang jadi merasa kurang 'hormat' jika memberikan uang receh ke orang lain sebagai alat pembayaran.
#4
Lagu "Nina Bobok" dan "Pok Ame-Ame"
Baru saja saya sadari ada yang tidak tepat dengan ending lagu "Nina Bobok"...kalau tidak bobok, digigit nyamuk. Dapet ilmu dari mana ini? Justru kalau tidur, nyamuk itu gampang banget gigit wong gak ada yang nampar. Plus itu lagu pengantar tidur kok malah ngancam "kalau gak tidur digigit nyamuk". Apa bedanya coba sama "kalau gak berhenti main pas maghrib, ntar ditangkep kuntilanak"? Parah. Lagu "Pok Ame-ame" juga tuh...siang makan nasi, kalau malam minum susu. Itu, si bapaknya, bukan anaknya. Ck...
Huh...sekian grundelan dari saya hari ini.
Chirp chirp,
Nidya
Monday, 19 November 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment