Huah…pagi-pagi buka dashboard Blogger dan melihat ada postingan baru dari Swistien Kustantyana. She is a writer, a good one. Walaupun sebenarnya saya lebih suka mendengarnya bercerita secara oral daripada melalui tulisan. Ekspresi wajahnya sungguh menarik untuk disimak. Titien ini saya jumpai ketika mengikuti diklat dan pada akhirnya saya lebih sering mendapatkan ‘diklat’ mengenai hal-hal mesum dari Titien. But…it was fun indeed.
Coba Anda baca posting dari Titien tentang “Laki-laki menarik di Jakarta”. Dulu teman saya yang sudah desperate cari pacar bilang bahwa semua laki-laki yang baik itu either dead or married. Sama seperti Titien yang jatuh cinta pada Bapak-bapak beristri satu beranak tiga (saya juga tahu rasanya gimana ;))
Tulisan Titien ini membuat saya berpikir tentang apa sebenarnya yang membuat saya jatuh cinta kepada seseorang. Terus terang, saya banyak tertarik kepada laki-laki, tetapi jatuh cinta sangat jarang saya rasakan. Sama seperti Titien, kalau ditanya, saya tertarik oleh laki-laki yang pandai, superior dibandingkan dengan saya…tampan, mungkin. Dua laki-laki yang saya ‘jatuhi cinta’ saat ini cerdas dan tidak tampan. Apakah faktor ‘cerdas’ ini yang membuat saya jatuh cinta? No. No no no no no. Unlike Titien yang mencari laki-laki yang mau mendengarkan dia nyerocos berjam-jam, for me, it was this ‘click’ and everything turned into motion. When I really saw my husband for the first time, I could see my future n he’d be my best friend along the way. A humble, fun guy. When I saw my other love for the first time, I was filled with warmth, my hands were cold, and there were thousands of tiny butterflies flew inside my stomach…and in seconds, I told my friend who sat right next to me, “Good Lord, he is handsome” and she said, “Are you blind?” Saya tidak buta dan saya merasa bahwa apa yang saya lihat adalah kenyataan. Saya benar-benar percaya bahwa dia tampan walaupun tidak ada teman yang mendukung saya. Mungkin nosi “dia tampan karena saya mencintainya” itu ada benarnya juga.
So…banyak laki-laki menarik di Jakarta, tetapi ‘tertarik’ dan ‘jatuh cinta’ itu jauuuuuuh sekali bedanya. Someday, you’ll find the right ‘click’, Tien…not married, not dead, and not gay (as Usi Ulen said).
XOXO,
Nidya
0 comments:
Post a Comment